JOURNEY................

Lamongan, 25 desember 2009

Puih.... akhirnya!!!!!!!!!
Setelah sekian lama terombang ambing diantara ketidakpastian, perlahan-lahan namun pasti jalan keluar itu akhirnya terlihat juga. Meskipun sekarang yang nampak dari kejauhan hanyalah seberkas cahaya yang menembus lorong (yang awalnya aku kira tak berujung), namun itu sedikit mengindikasikan akan adanya jalan keluar yang menanti setelah perjalanan yang sangat melelahkan selama lebih kurang 4,5 tahun belakangan ini.
Harus diakui titik terberat perjalan ini adalah justru ketika kita menginjak pada akhir episode dalam satu babak kehidupan ini. Keinginan untuk menyerah dan pasrah pada keadaan bukan hanya sekali menghampiri, mereka berkali-kali menggodaku. Namun pada titik ini pula aku baru menyadari bahwa selama ini aku dikelilingi oleh teman-teman dan sahabat-sahabat yang saling mendukung, yang entah karena bodohnya aku, baru aku sadari akhir-akhir ini di saat perjalanan akan segera berakhir. Jadi ketika perasaan putus asa dan pasrah pada keadaan kembali datang padaku, aku cukup menoleh ke sekelilingku dan melihat wajah-wajah yang menghadapi masalah yang sama denganku. Saat itu aku berpikir “kalau mereka bisa, kenapa aku tidak???” dan semangat yang tadinya menghilang perlahan-lahan akan muncul kembali.
Kuncinya hanya satu “SALING MENGUATKAN DAN MEMBERI SEMANGAT SATU SAMA LAIN”
Salah satu bentuk keindahan di dunia ini yang akan selalu dikenang adalah ketika kita bisa melihat atau merasakan sebuah impian menjadi kenyataan (aku mengutip dari kata-kata Donny Dhirgantoro he,...he...he). Dan disadari atau tidak bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan satu babak lagi dalam kehidupanku merupakan keindahan itu.
Terimakasih yang terhingga aku ucapkan kepasa Allah SWT yang selama ini selalu memberi kenikmatam-kenikmatan betapapun sering aku mengingkarinya dan melanggar semua perintah-Nya. Terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan sehingga aku menyadari ada kekuatan yang selama ini tersembunyi dalam jiwaku. Terimakasih telah menjawab doa-doa yang bahkan belum sempat aku ucapkan dalam diam sujudku pada-Mu.
Kepada kedua orang tuaku dan ibu yang selama ini merawatku. Terimakasih atas segala kasih sayang yang kau berikan dan sebuah telaga jernih yang memancar dalam bias mata indahmu, tiap aku membutuhkan sedikit tempat untuk berteduh karena tekanan-tekanan yang membelenggu kalbu. Perlu beberapa kali kehidupan agar bisa membalas apa yang kalian berikan padaku.
Untuk kedua saudaraku (mbak Ana dan Nong), apa jadinya aku tanpa kalian? Aku tahu rasa sayang itu ada dalam setiap teriakan-teriakan kita ketika bertengkar. Terimakasih telah menjadi semangatku di saat aku mengira “pintu” itu telah tertutup untukku.
Kepada pada guru dan dosen. Terimakasih telah dengan sabar membimbingku, karena kalian aku sekarang bisa melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda dan mengakui betapa indahnya sudut pandang itu.
Kepada teman-teman PPB 2004. Tidak ada yang bakal mengira bukan kalau ternyata bagian paling mengesankan justru di saat kita sama-sama terombang-ambing menunggu suatu kepastian. Terimakasih atas semua tawa, sedih dan marah selama 4,5 tahun terakhir ini. Bersama kalian aku telah menemukan “diriku” yang sebenarnya tanpa merasa harus menjadi orang lain agar aku dapat diterima dengan hangat. Kalian adalah sebuah episode dalam hidupku yang sangat layak untuk dikenang hingga akhir waktu.
Ian dan Donny Dhirgantoro, inspirasi utamaku. Terimakasih telah menyulut semangatku melalui goresan-goresan tinta yang telah kalian ciptakan. Kalian adalah celah kecil yang aku perlukan untuk memulai membuat lubang yang besar dan telah mengubahku menjadi manusia yang sesungguhnya, bukan Cuma seongggok daging yang bisa bicara, berjalan dan punya nama.
Arai dan Lintang sebuah keajaiban kecil yang sekali lagi Tuhan berikan untukku, yang mangajarkanku betapa pentingnya rasa pantang menyerah di saat waktu dan keadaan tidak lagi memihak pada kita untuk mewujudkan semua mimpi-mimpi yang kita inginkan selama ini.
Untuk semua orang yang telah dan akan hadir dalam hidupku, terimakasih atas kepercayaan yang selama ini kalian berikan. Secara indah Tuhan telah merajut tali pertemuan dan menakdirkan tiap goresan tinta yang akan menjadi prasasti di hati kita.
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain

0 komentar:

Posting Komentar